Jumat, 07 Juni 2013

Melonjaknya Bahan Pangan Di Era Presiden SBY

5 Bahan pangan yang harganya meroket di era SBY

5 Bahan pangan yang harganya meroket di era SBY
Di tahun-tahun terakhir masa jabatannya sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan menteri-menteri di kabinet Indonesia Bersatu jilid II mendapat cobaan yang cukup berat.
Bukan hanya masalah korupsi yang semakin masif dan menyeret nama beberapa pejabat negara, SBY juga dihadapkan pada kerasnya teriakan masyarakat akibat harga sejumlah bahan pangan yang meroket tajam.
Anehnya, ini terjadi di negara agraris yang menurut ketua asosiasi pedagang pasar seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran, sangat kaya akan bahan pangan. "Di negara Agraris kok justru bahan pangan semua mahal, ada yang paling mahal di dunia bahkan," kata Ngadiran kepada merdeka.com, Kamis (6/6).
Gejolak kenaikan harga beberapa komoditas pangan yang terjadi berturut-turut di akhir pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II menghantui rapor ekonomi pemerintah SBY. Reaksi SBY pun beragam menanggapi lonjakan harga sejumlah harga bahan pangan yang terjadi belakangan ini.
SBY pun sempat dibuat geram dan tidak bisa menahan amarahnya mendapati lonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat. SBY mengaku marah karena kinerja anak buahnya yang tidak maksimal menjaga stabilitas harga pangan di pasaran, sehingga membuat masyarakat sengsara. Bahkan, dengan sedikit nada keras, SBY meminta menterinya tidak tidur jika harga bahan pangan masih tinggi.
"Ini tidak boleh begini. Ketika ada krisis harga pangan dan minyak 2008 meluas karena itu global, bermalam-malam berhari-hari kita bekerja. Kalau tingkatannya masih seperti ini hanya beberapa komoditas yang mengalami kenaikan tidak wajar, selesaikan. Jangan tidur kalau perlu sampai selesai," katanya di Istana Negara pada Maret lalu.
SBY juga sempat mengaku mendapat banyak keluhan secara langsung dari masyarakat mengenai lonjakan harga bahan kebutuhan pokok masyarakat. "Saya menerima banyak SMS, bahkan setelah sahur, dini hari juga menerima SMS. Para menteri juga," kata SBY.
Yang masih hangat, pemerintah dikejutkan dengan melonjaknya harga jengkol. Tidak tanggung-tanggung, harganya lebih mahal dari harga ayam. Sebelum jengkol, beberapa harga komoditi pangan sempat meroket tajam di masa akhir pemerintahan SBY.
Dari hasil rangkuman merdeka.com, berikut lima bahan pangan yang harganya melejit bahkan sempat menjadi yang termahal di dunia akhir-akhir ini.

    5 Bahan pangan yang harganya meroket di era SBY
  1.  

    1.Jengkol dan petai

    Harga jengkol meroket tajam beberapa pekan terakhir. Harga varietas polong-polongan pencegah penyakit diabetes ini menembus Rp 50.000-60.000 per kilogram (kg). Padahal, harga normalnya hanya Rp 8.000-10.000 per kg.
    Harga jengkol bahkan lebih tinggi dari beberapa bahan pokok lain seperti daging ayam boiler. Per 28 Mei, harga ayam boiler di pasaran hanya Rp 26.122 per kg.
    Tidak ada satu pun yang mengira bahwa harga jengkol bakal lebih mahal dari harga ayam. Termasuk di kalangan pedagang dan pecinta masakan dengan bahan utama jengkol. Harga jengkol yang kini bertahan di atas Rp 50.000 per kilogram (kg), mungkin bisa masuk dalam buku rekor Indonesia.
    "Ini tertinggi sepanjang sejarah Indonesia," ujar ketua asosiasi pedagang pasar seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran kepada merdeka.com, Kamis (6/6).
    Harga petai pun meroket tajam. Jika biasanya hanya dijual Rp 5.000 untuk satu papan, kini harganya menjadi tiga kali lipat. Harga petai di pasaran menembus Rp 15.000-20.000 per kg.

      

    5 Bahan pangan yang harganya meroket di era SBY

    2. Daging sapi

    Harga daging sapi masih menjadi pembicaraan hangat akhir-akhir ini. Harganya tak kunjung turun. Kisah harga daging sapi memang cukup mengejutkan, bahkan mengenaskan.
    Harga daging yang stabil di level Rp 90.000 per kg beberapa waktu lalu telah menjadikan harga daging. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, dengan harga daging yang menyentuh level Rp 90.000 per kg, Indonesia menjadi penjual daging termahal dibandingkan negara-negara lain.
    Di Malaysia, harga daging sapi dijual USD 0,43 atau sekitar Rp 50.000 per kg. Di Singapura daging tersebut dijual Rp 40.000 hingga 50.000 per kilogram. dengan negara lain, Australia juga menjual daging sapinya di kisaran Rp 20.000 per kilogram.
    Menteri perdagangan Gita Wirjawan pun mendapat instruksi khusus dari presiden SBY. "Karena amanah bapak Presiden untuk menurunkan ke harga normal Rp 76.000 tentunya pedagang akan lebih senang lagi," kata Gita saat sidak di Bandung belum lama ini.

     

    5 Bahan pangan yang harganya meroket di era SBY

    3. Bawang putih dan bawang merah

    Beberapa bulan lalu, ratusan kontainer tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Isinya adalah bawang putih impor dari beberapa negara. Tertahannya kontainer tersebut membuat harga bawang di dalam negeri melonjak drastis. Sebab, pasokan di pasaran minim.
    Harga bawang merah sempat menyentuh Rp 60.000 per kg. Sementara harga bawang putih Rp 65.000 per kg. SBY pun angkat bicara mengenai krisis bawang di tanah air. Lonjakan harga bawang putih lantaran tidak klopnya kementerian perdagangan dan kementerian pertanian. Dalam rapat kabinet, SBY pun sempat marah karena tidak kompaknya para menterinya.
    Di hadapan 'mahawartawan' atau pemimpin redaksi berbagai media massa, SBY menyinggung kembali kemarahannya ke para menteri terkait harga bawang merah dan bawang putih yang melonjak tajam.
    SBY menjelaskan alasannya marah. Salah satunya karena ketidaksigapan menteri mengatasi persoalan lonjakan harga bawang.
    "Saya memang marah kemarin karena bawang merah dan putih ini berhari-hari kurang cepat, kurang konklusif, kurang nyata," ujar SBY saat berbincang dengan forum Pemred di kantor presiden, Maret lalu.

     

    5 Bahan pangan yang harganya meroket di era SBY


    4. Kedelai

    Pada Juli tahun lalu, tahu dan tempe mulai menghilang dari pasar. Penyebabnya adalah meroketnya harga kedelai yang membuat pengusaha tahu dan tempe memutuskan untuk mogok. Produsen tahu dan tempe secara kompak menghentikan aktivitas produksinya untuk sementara waktu. Masih ada yang berproduksi, hanya dalam jumlah terbatas.Â
    Aksi mogok yang dilakukan produsen tahu tempe ini seolah ingin menunjukkan gerakan protes akibat tingginya harga bahan baku yang sempat menyentuh Rp 8.000 per kg.
    Imbasnya tentu dirasakan masyarakat selaku konsumen. Masyarakat mulai kesulitan membeli tahu dan tempe untuk kebutuhan sehari-hari. Kalaupun ada, harganya jauh lebih tinggi dari biasanya. Kondisi ini tentu mengundang kekhawatiran konsumen tidak bisa lagi menikmati gurihnya tempe dan tahu.

     

    5 Bahan pangan yang harganya meroket di era SBY

    5. Cabe

    Setelah harga bawang mulai perlahan turun, giliran harga cabe yang naik hampir melebihi 100 persen.
    Pada Maret lalu, hasil pantauan merdeka.com di beberapa pasar menunjukkan, harga cabe menyentuh Rp 60.000 per kg. Padahal, biasanya hanya Rp 25.000 per kg.
    Kementerian Perdagangan mengakui kenaikan harga komoditas cabe memberi tekanan signifikan pada besaran inflasi. Tekanan cabe pada inflasi lebih mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan komoditas bawang.
    "Cabe naik signifikan akan mempengaruhi tapi kalau bawang putih lebih bisa managable," ujar Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Tidak ada komentar: